SELAMAT DATANG PESERTA DIDIK TAHUN 2023

SELAMAT DATANG PESERTA DIDIK TAHUN 2023- SEMANGAT BELAJAR.

KEGIATAN SEKOLAH

KEGIATAN SEKOLAH- SEMANGAT BELAJAR TAHUN 2023.

GEDUNG SEKOLAH

FASILITAS : RUANG BELAJAR-MEDIA-KOMPUTER-SARANA OLAHRAGA.

AKREDITASI SEKOLAH BAIK

AKREDITASI SEKOLAH BAIK-PREDIKAT BAIK (SEKOLAH BINAAN DINAS PENDIDIKAN ROKAN HULU TAHUN 2019).

JADILAH SISWA BERPRESTASI BERSAMA KAMI

JADILAH SISWA BERPRESTASI BERSAMA KAMI- DI SMP NEGERI 1 BONAI DARUSSALAM.

8/16/21

SMP NEGERI 1 BONAI DARUSSALAM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bonai Darussalam, Bapak A.HAJAN, S.Pd.I MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA yang Ke-76 , INDONESIA TANGGUH INDONESIA TUMBUH !!!
#SMPN1BD

SEJARAH INDONESIA MERDEKA !

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh alam. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berproses dan berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan hasrat dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Indonesian flag raised 17 August 1945.jpg Soekarno, Hatta antaraku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan hendak memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melewati Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang hendak segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu ingatan Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang agung, dan dapat berdampak sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu yaitu hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI yaitu badan hasil pekerjaan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya yaitu 'hadiah' dari Jepang (sic). Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Tingkatan Laut Jepang sedang berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji hendak mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melewati radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau acak-acak. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam wujud rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI yaitu sebuah badan yang diwujudkan oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang. Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Area Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Area Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas kesuksesan mereka di Dalat. Sambil menjawab beliau belum menerima konfirmasi serta sedang menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera menyediakan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang bertalian dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak kenal telah terjadi peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa Rengasdengklok Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya yaitu agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo sukses meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia. Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Tingkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk menyediakan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Belakangnya Sukarno-Hatta menginginkan agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Tingkatan Laut (Kaigun) di kawasan Tingkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan. Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) disertai oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk mempersiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang diberi keleluasaan saling berargumentasi dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi balik mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian berada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak berada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima sedang didengungkan. Setelah pemikiran berakhir disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awal mulanya pembacaan proklamasi hendak dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dialihkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1). Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlanjut pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Pemikiran teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Perkara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awal mulanya Trimurti dimohon untuk menaikkan bendera namun beliau menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari balik membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut sedang disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara berakhir berlanjut, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang acak-acak karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun tidak diterima. Belakangnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5] Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memutuskan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berwujud Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang hendak diwujudkan kemudian. Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden hendak dibantu oleh sebuah Komite Nasional. Pokok Teks Proklamasi Teks Naskah "Proklamasi Klad" yang ditempatkan di Monumen Nasional (Monas). Naskah Proklamasi Klad Teks naskah Proklamasi Klad yaitu asli yaitu tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan yaitu adalah hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, yang pokoknya yaitu sebagai berikut : Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, 17 - 8 - '05 Wakil2 bangsa Indonesia. Naskah baru setelah mengalami perubahan Teks Naskah "Proklamasi Otentik" yang ditempatkan di Monumen Nasional (Monas). Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", yaitu adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang pokoknya yaitu sebagai berikut : P R O K L A M A S I Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta. (Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka "tahun 05" yang yaitu kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu yaitu sesuai dengan tahun penanggalan yang berlanjut di Jepang, yang kala itu yaitu "tahun 2605".) Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut : Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I", Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal", Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo", Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05", Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia", Pokok naskah Proklamasi Klad yaitu asli yaitu tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan yaitu adalah hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan pokok naskah Proklamasi Otentik yaitu adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno yang pertama kalinya yaitu di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 (hari di mana diperingati sebagai "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia"), pukul 11.30 waktu Nippon (sebutan untuk negara Jepang pada saat itu). Waktu Nippon yaitu adalah patokan zona waktu yang dipakai pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang kala itu. Namun perlu dikenal pula bahwa pada saat teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, waktu itu tidak berada yang merekam suara ataupun video, yang berada hanyalah dokumentasi foto-foto detik-detik Proklamasi. Jadi suara asli dari Ir. Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita dengarkan saat ini yaitu bukan yaitu suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tetapi yaitu suara asli beliau yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI), yang sekarang bertempat di Jalan Area Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan yaitu berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro. Berikut ini yaitu klip hasil rekaman suara asli dari Presiden Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi di studio Radio Republik Indonesia (RRI), pada tahun 1951: Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya Naskah "Proklamasi Otentik" pada tanggal 17 Agustus 1945. Saudara-saudara sekalian! Saya telah menginginkan Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting. Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun! Berada gelombang dalam aksi kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan berada yang jatuh, namun semangat kami sedang ditentukan dalam arah cita-cita kami. Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita sedang terus membangun kekuatan kita sendiri, kita sedang percaya pada kekuatan kita sendiri. Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib aksi kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri hendak dapat berdiri dalam kekuatan. Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa akumulasi deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Saudara-saudara: Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu. Dengarkan Proklamasi kami : P R O K L A M A S I KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA. DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945 ATAS NAMA BANGSA INDONESIA. SUKARNO-HATTA. Jadi, Saudara-saudara! Kita sekarang sudah bebas! Tidak berada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas sama sekali, Negara Republik Indonesia-lamanya dan kekal independen. Semoga Tuhan memberkati dan membikin bebas sama sekali dari bahaya kemerdekaan kita ini! [6] Sumber : http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hari-Kemerdekaan-Indonesia_29407_p2k-unhamzah.html

AYO MERIAHKAN HARI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 2021 #SMPN1HEBAT

#AYO GANTI DAN UPLOAD FOTO DIRI Kemudian Upload di Halaman @SMP Negeri 1 Bonai Darussalam dengan Hastag #MERDEKA #SMPN1BDHEBAT dengan link berikut ini : Daftar Link Twibbon Hari Kemerdekaan 2021 https://twb.nz/hutri76thn https://twb.nz/hutkemerdekaan https://twb.nz/hutritujuhenam https://twb.nz/hutkemerdekaanri https://twb.nz/dirgahayu-ri-ke-76 https://twb.nz/hutri202176 https://twb.nz/harikemerdekan https://twb.nz/hutri202176 https://twb.nz/hut-ri-76 https://twb.nz/hut-ri https://twb.nz/hut-17agustus https://twb.nz/andromedhahutindonesia76 https://twb.nz/hutrepublikindonesiaku https://twb.nz/hut76republikindonesia PILIH SALAH SATU LINK TERSEBUT. !! Selamat Mencoba .

6/2/21

Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2021/2022

Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2021/2022

Syarat Pendaftaran :

1. Surat Keterangan Lulus SD/MI

2. Surat Keterangan Baik dari Sekolah Asal

3. Fotokopi Raport SD

4. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

5. Fotokopi Akta Kelahiran

6. Fotokopi Kartu KIP (Bagi yang Memiliki)

7. Pas Fhoto 3 X 4 Sebanyak 5 Lembar

8. Fotokopi Ijazah MDTA (Bagi yang Memiliki)

Waktu dan Tempat Pendaftar :

Lokasi : Kantor SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

Pendaftaran Online :

Hubungi Whatsaap = 082288009273 ( Pak Tuhu Setyono, S.Pd)

Pendaftaran Offline = Silahkan Keguru Terdekat

Gratis !!! Uang Pendaftaran dan SPP.

Keunggulan Sekolah :

1. Sekolah Binaan DISDIKPORA 2019

2. Sekolah Pelaksana UNBK

3. Set Alat Komputer Memadai

4. Ektra Kurikuler DRUM BAND

Visi dan Misi :

"BERPRESTASI AKADEMIK DAN EKSTRAKURIKULER BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA''

Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ;

1. A.HAJAN, S.Pd.1

2. ARBAIYAH, S.Ag

3. SUSIANI, S.Pd

4. RETNO EFENDI, S.Pd

5. MUSLIMIN, S.Pd

6. AZWAR ANAS, S.HI

7. TUHU SETYONO, S.Pd

8. MURSIONO, S.Pd

9. SETIA DEVIN NUGGRAHAENI, S.Pd

10. AFRIANSYAH, S.Pd

11. SRI ASTUTY, S.PAK

12. SUHARNI, S.Pd

13. NURMILA KRISTIANI, S.Pd

14. NORMA YUNITA

15. MASNUR

Sarana dan Prasarana :

1. Gedung Belajar Memadai

2. Laboratorium Komputer

3. Laboratorium IPA

4. Perpustakaan

5. Sarana Olahraga

6. Sarana Drum Band

7. Sarana Sound Sistem

8. Mushola

9. Kantin & Wifi

Ayo Ikut Daftar Sekarang !!!